ULASINDONESIA.COM., MUNA, SULAWESI TENGGARA – Tim Pakar Penanganan kasus stunting di Kabupaten Muna yang terdiri dari beberapa dokter ahli menyampaikan hasil intervensi audit di hadapan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Muna pada, Rabu 23 Oktober 2024 dalam kegiatan Desiminasi Audit Kasus Stunting, bertempat di aula rapat kantor DPP-KB Kabupaten Muna.
Adapun ke tiga tim pakar dalam penanganan kasus stunting di Kabupaten Muna yakni, dr. Ruhwati Kadir,SpOG (dokter spesialis Kandungan), dr. Suhardi, SpA,M.Kes (dokter ahli anak) serta dr. Sitti Rosmahsari,SpGK (dokter ahli Gizi Klinik).

Ketgam: Kadis DPP-KB Kabupaten Muna, Hayadi, S.Pd., M.Pd (ke empat dari kiri) pose bersama Tim Pakar dan peserta di kegiatan Desiminasi Audit Kasus Stunting Kabupaten Muna
Saat menyampaikan hasil intervensi audit, dr. Ruhwati Kadir, SpOG mengatakan, bahwa di Kecamatan Duruka terdapat satu kasus untuk ibu hamil underweight berat serta kehamilan dengan Kurang Energi Kronis (KEK) yang di tandai dengan kenaikan Berat Badan (BB) yang tidak sesuai rekomendasi pada TM III dan kriteria IMT.
” Untuk satu kasus tersebut, kami merekomendasikan rencana persalinan di fasilitas kesehatan serta melakukan konsul pada dokter spesialis gizi klinik untuk penanganan KEK agar mendapatkan informasi tentang gizi seimbang pada ibu hamil. Kami juga melakukan pemantauan ketat status gizi ibu hamil setiap bulannya dengan memperhatikan penambahan berat badan dan lingkar lengan atas,” kata dr.Ruhwati Kadir, SpOG.
Selain itu, lanjut dokter Ruhwati Kadir juga mengatakan, dilakukan pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil untuk memenuhi kecukupan nutrisi makro dan mikronya, serta mendapatkan edukasi pemakaian KB pasca persalinan dengan menggunakan non MKJP ( Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ) dan MKJP.

Ketgam: Suasana saat pelaksanaan kegiatan Desiminasi Audit Kasus Stunting di Kabupaten Muna
Sementara itu, dr. Suhardi, SpA,M.Kes, saat menyampaikan hasil intervensi audit kasus stunting di Kecamatan Duruka, juga ditemukan satu kasus terhadap baduta dengan panjang badan saat ditemukan masih sangat pendek, berat badan anak saat itu masih sangat kurang dan perkembangan anak tidak sesuai usianya. Kemudian anak tersebut jarang mengkonsumsi protein hewani dan pemberian makanan yang tidak tepat, imunisasi yang tidak lengkap serta tidak mendapatkan pemberian ASI eksklusif. Selain itu anak tersebut sering mengalami infeksi berulang pada saluran pernafasan, metabolisme meningkat dan pada usia enam bulan mengalami infeksi kronis di lutut kiri selama tiga bulan tanpa pengobatan medis. Keadaan keluarga yang tidak mampu serta tingkat pendidikan orang tua yang rendah.
” Untuk kasus anak baduta tersebut, kami telah merekomendasikan untuk pemeriksaan antropometri secara akurat dengan ketersediaan alat antropometri di posyandu yang terstandar. Kami juga melakukan intervensi gizi berupa perhitungan kalori, protein dan cairan anak per hari serta kebutuhan PKMK per hari, pemberian PMT balita, pemberian MPASI, pemberian suplementasi ZINK dan vitamin A untuk menambah imunitas serta pengaturan menu harian,” kata dr. Suhardi, SpA,M.Kes.
Selanjutnya, kata dr. Suhardi, SpA,M.Kes, juga dilakukan evaluasi berat dan panjang badan per dua Minggu terhadap baduta serta evaluasi berkala untuk penyakit penyerta lainnya melalui pemeriksaan tes Man tou, Rontgen thorak, foto Bone age, pemeriksaan darah rutin, urin rutin dan feses rutin serta konseling, informasi, edukasi gizi seimbang dan PHBS (Bahaya paparan asap rokok).
” Kami juga melengkapi imunisasi dasar yang selanjutnya pemberian bosternya, mendukung ekonomi keluarga untuk penyediaan makanan bergizi seimbang berupa bantuan dari masyarakat sekitar yang mampu (orang tua asuh). Pemantauan ketat yang berkala status gizi di puskesmas dan penguatan sistem rujuk balik untuk evaluasi perkembangan. Penyediaan dan distribusi PKMK (Pangan olahan untuk kebutuhan medis khusus) di Rumah sakit rujukan. Serta, konseling pengasuhan kepada ibu baduta untuk memberikan stimulasi sesuai usia keterlambatan perkembangan anaknya,” pungkas dr. Suhardi, SpA,M.Kes.
Untuk diketahui, turut hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Muna yang di wakili oleh Assisten III Asmadi Teno, Kadis Dukcapil, Kadis Perlindungan Anak dan Perempuan, perwakilan dari Dinas Kesehatan, perwakilan dari Dinas Sosial, perwakilan dari Bapedda, camat Duruka, Kades Lagasa, Kades Ghonsume sebagai Desa atau wilayah Lokus Stunting, Kepala Puskesmas Wapunto, dokter Puskesmas Wapunto, Bidan Koordinator Puskesmas Wapunto, TPG Puskesmas Wapunto serta tamu undangan lainnya.
REDAKSI