ULASINDONESIA.COM., MUNA, SULAWESI TENGGARA – Beberapa waktu lalu tepatnya Minggu 16 Juni 2024, seorang Dokter Spesialis yang bertugas di Rumah Sakit dr L.M. Baharuddin Kabupaten Muna yakni dr Ruhwati Kadir, SpOG., melakukan protes kepada manajemen RSUD dr L.M.Baharuddin.
Protes ini dilakukan dr Ruhwati Kadir, SpOG., saat dirinya ingin melakukan tindakan namun terkendala oleh jaringan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Cost yang ada di RSUD dr. L M. Baharuddin.
” Dari pukul setengah enam saya sudah disini, tapi jaringan lelet dan saya sudah teriak-teriak di beberapa WhatsApp Grup namun tidak ada yang menjawab, hanya dokter anastesi yang kebetulan sudah ada di atas (ruang operasi),” kata dr. Ruhwati Kadir,SpOG.
Kata dr. Ruhwati Kadir, SpOG mengatakan, akibat jaringan yang lelet menyebabkan dirinya tidak bisa untuk mengambil obat ataupun kebutuhan yang lain saat akan melakukan tindakan.
” Ya iyalah pak, sekarang itu tidak Adami lagi yang pakai tulis-tulisan , semua pakai SIM COST, jadi kalau kita mau order obat itu tidak perlu lagi bawa resep tinggal pergi ke apotik, dikasihkan , karena kita sudah order melalui sistem online, begitu juga yang lainnya,” kata Ruhwati Kadir.
Selanjutnya, kata dr Ruhwati Kadir mengatakan, bahwa dirinya bukan marah sama keluarga pasien, akan tetapi dirinya marah dan sangat kecewa terhadap manajemen RSUD dr L.M. Baharuddin saat ini.
” Nanti giliran terlambat pengklaiman hanya gara-gara jaringan langsung kita tidak ada jasa, di pending, hangus, jadi kita kerja rodi disini,” jelas dr Ruhwati Kadir, SpOG.
Lebih jauh, kata dr Ruhwati Kadir mengatakan, bahwa tadi, dirinya sudah naik dan menunggu di kamar operasi namun obat – obat di kamar operasi belum ada yang di ambil karena jaringan sehingga tidak bisa mengakses kebutuhan di kamar operasi.
” Saya sudah teriak -teriak di grup dari jam 7 (tujuh) pagi, harusnya ada yang hubungi suruh sabar, gunakan saja dulu manual, ini tidak ada, Saya marah kalau begini, saya emosi kalau begini, sebenarnya bisa kita pakai manual tapi saya mau kasih tobat diaorang karena begini terus,” kata dr Ruhwati Kadir.
Ruhwati Kadir juga mengatakan, bahwa mulai dari bulan September tahun 2023 dirinya belum terima jasa.
” Silahkan kasih naik di media, biar orang tahu, namaku dr Ruhwati Kadir, SpOG., sekarang logika, masa komputer bisa laptop tidak bisa,” tegas dr Ruhwati Kadir, SpOG.
” Biarmi bidan di angkat di media supaya bagus, dari kemarin ini sebenarnya semenjak jasa terpending saya mau panggil media sebenarnya mau halo-halo apa masalahnya, masa hanya gara-gara barkot jasa tidak terbayar dan giliran terbayarkan tidak separunya itu, paling kita dapat hanya 100.000 (seratus ribu),” sambung dr Ruhwati Kadir, SpOG.
Saat dilakukan klarifikasi pada Selasa, 9 Juli 2024, Direktur RSUD dr L.M. Bahruddin Kabupaten Muna yakni dr Marlin mengatakan, bahwa sampai dengan saat ini pihaknya sudah 2 (Dua) kali mengirimkan surat untuk rapat kepada yang bersangkutan, akan tetapi yang bersangkutan belum sempat hadir karena lagi ada urusan keluarga, namun yang bersangkutan sudah menemui Plt Kadis Kesehatan Kabupaten Muna.
Dokter Marlin juga mengatakan, kalau dirinya pernah dihubungi oleh dr. Ruhwati Kadir melalui pesan singkat WhatsApp untuk menanyakan apakah dirinya sudah dipindahkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, namun, saat itu dirinya (dr Marlin) mengatakan belum pernah membuat surat ataupun semacamnya yang terkait permasalahan ini.
” Iya, beberapa hari yang lalu, dia (dr Ruhwati Kadir,SpOG) pernah bertanya kepada saya melalui pesan singkat WhatsApp apakah betul dia sudah di pindahkan ke Dinas Kesehatan, saya jawab sampai dengan saat ini, saya belum pernah buat surat apapun terkait permasalahan ini,” kata dr Marlin.
Lebih jauh dokter marlin mengatakan, sejak kejadian itu pihak manajemen RSUD dr Baharuddin sudah melakukan teguran agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
” Kalau ada hal-hal yang menjadi latar belakang sehingga dia (dr Ruhwati Kadir) melakukan itu, kita terbuka kapan saja dia mau lihat datanya, bahkan sekarang saya sudah bereskan data-datanya yang dari bulan Januari,” tutup dokter Marlin.
Untuk diketahui, saat kejadian yakni tanggal 16 Juni 2024, beberapa pasien yang harus dilakukan tindakan operasi terjadwal pagi hari terpaksa harus molor dan penanganannya diatas jam 12.00 Wita.
REDAKSI