crossorigin="anonymous">

Menu

Mode Gelap
HUT ke-192, Subhan Beri Predikat Kota Kendari Sebagai Kota Idaman Dengan Wajah Baru Berkurang dari Tahun Sebelumnya, Penerima KIP Kuliah UHO Kendari Tersisa 924 Mahasiswa DPRD Kota Gelar Paripurna Istimewa HUT Kota Kendari ke 192 Tahun Bertekad Sejahterakan Masyarakat Sultra, Amnaeni Dg Tabaji Ajukan Diri Sebagai Bakal Caleg Pawai Budaya Warnai Peringatan HUT ke-59 Provinsi Sultra

Daerah · 27 Sep 2024 09:47 WITA ·

Aksi Simbolik BEM IPB Bersama Petani Bogor dalam Memperingati Hari Tani 2024


 Aksi Simbolik BEM IPB Bersama Petani Bogor dalam Memperingati Hari Tani 2024 Perbesar

ULASINDONESIA.COM., BOGOR, JAWA BARATBadan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama para petani Bogor menggelar aksi simbolik dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional. Aksi ini diikuti oleh 150 orang yang terdiri dari mahasiswa dan petani, dan dilaksanakan di lingkungan kampus IPB, Dramaga, Bogor. Melalui kegiatan ini, BEM IPB ingin menekankan pentingnya Hari Tani serta menyuarakan aspirasi terkait isu agraria yang masih menjadi sorotan hingga saat ini.

Menurut Muhammad Abdan Rofi sebagai Menteri Aksi dan Propaganda BEM KM IPB,

“ Pemaknaan Hari Tani pada tahun ini merupakan bentuk advokasi terhadap para petani di wilayah bogor yang mana mereka ingin mengadakan perayaan di wilayah bogor khususnya kampus IPB. Selain itu, hari tani merupakan sebuah momentum penyadaran sekaligus pencerdasan kepada seluruh elemen masyarakat terkait kondisi realita agraria di Indonesia yang belum baik-baik saja bahkan dikategorikan sebagai Darurat Agraria.” kata Abdan Rofi

Kegiatan dimulai pada pukul 16.00 WIB di area rumput Common Class Room (CCR) IPB, di mana petani dan mahasiswa bersama-sama menyuarakan orasi. Orasi ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kondisi realita yang terjadi pada para petani serta konflik agraria yang tak kunjung usai. Selain orasi, acara ini juga diisi dengan pembacaan puisi yang menggambarkan penderitaan dan perjuangan petani Indonesia dalam mempertahankan hak atas tanah mereka.

BACA JUGA:  Teriakan Ganti Bupati "Bergema" Saat HARUM Kampanye di Pulau Kaledupa

Setelah agenda di CCR selesai, sekitar pukul 17.30 WIB, para peserta aksi melakukan long march menuju Monumen Koin IPB. Dalam perjalanan ini, mereka menyerukan orasi dengan semangat tinggi, mengangkat isu-isu terkait hak agraria dan keadilan bagi petani. Mahasiswa dan petani kompak mengenakan topi caping, simbol ikonik petani Indonesia, sambil memegang singkong, yang melambangkan kesuburan tanah dan keberlanjutan pertanian.

Setibanya di Monumen Koin IPB, para demonstran duduk melingkar untuk mendengarkan orasi penutup dari perwakilan petani dan mahasiswa. Orasi ini menyoroti pentingnya menjalankan reforma agraria sejati yang sesuai dengan amanat UUD 1945 dan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960. 

Mereka juga menegaskan kembali komitmen dalam memperjuangkan nasib petani yang terpinggirkan oleh berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada kepentingan rakyat kecil.

Suasana semakin khidmat ketika semua peserta aksi memegang lilin dan bersama-sama menyanyikan lagu “Indonesia Pusaka”. Lagu ini dinyanyikan dengan penuh semangat dan harapan agar tanah air Indonesia tetap menjadi tempat subur yang mampu menopang kehidupan para petani.

Sebagai penutup, mahasiswa dan petani bersama-sama membacakan pernyataan sikap yang berisi empat tuntutan utama kepada pemerintah:

Menjalankan reforma agraria sejati sesuai dengan UUD 1945 dan UUPA 1960, serta melakukan redistribusi tanah kepada petani.

BACA JUGA:  Kampanye Di Tomia, Paslon Nomor Urut 1 (HARUM) Di Jemput Ribuan Simpatisan dan Pendukung 

Mencabut regulasi anti petani dan rakyat dalam Undang-Undang Cipta Kerja dan produk hukum turunannya yang terkait dengan Bank Tanah, Proyek Strategis Nasional (PSN), Ibu Kota Negara (IKN), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Hak Pengelolaan (HPL), amnesti hutan, hingga Kesatuan Hidrologis Dasar Pesisir dan Karst (KHDPK).

Meminta pemerintah dan DPR untuk segera menyusun dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Reforma Agraria serta RUU Masyarakat Adat sebagai penguat cita-cita UUPA 1960.

Menghentikan proyek food estate dan mengutamakan pembangunan pedesaan berbasis pertanian pangan alami dan ekologis dalam kerangka reforma agraria sejati.

Dengan penutupan ini, aksi simbolik di Hari Tani 2024 tersebut menggarisbawahi urgensi perbaikan sistem agraria dan komitmen mahasiswa serta petani untuk terus berjuang mewujudkan keadilan agraria di Indonesia. Mahasiswa dan petani berharap agar pemerintah segera merespons tuntutan ini demi masa depan pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan.

REDAKSI

 

Artikel ini telah dibaca 68 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Perihal Penolakan Pembangunan Gerai Indomart di Kawasan Rumah Ibadah, Dewan Bakal Panggil Pihak Terkait

13 Mei 2025 - 11:06 WITA

Komisi I DPRD Muna Pantau Pelaksanaan Tes Seleksi PPPK Tahap 2 

12 Mei 2025 - 19:15 WITA

Gelar Anniversary ke-3, PT. Sehat Dua Empat Komitmen Menjadi Solusi Sehat Keluarga Indonesia

4 Mei 2025 - 15:26 WITA

Dinsos Muna Raih Predikat Tertinggi Dalam Penilaian Kepatuhan Penyelenggaraan Pelayanan Publik 2024 Oleh Ombudsman RI

18 April 2025 - 10:32 WITA

Meski Hadir di Kantor, Mayoritas Anggota DPRD Muna Tidak Ikuti Rapat Paripurna LKPJ Bupati Muna Tahun 2024

17 April 2025 - 06:54 WITA

Resmikan Markas Unit Polairud di Tondasi, Kapolda Sultra Beri Apresiasi Bupati Muna Barat 

15 April 2025 - 13:37 WITA

Trending di Daerah