Menurut salah satu toko masyarakat Desa KaongKeongkea, acara adat di desanya merupakan tradisi yang rutin dilakukan di setiap tahunnya.
Kali ini kata dia, pesta adat dilakukan dalam rangka menyambut musim tanam, masyarakat menganggap musim tanam adalah sesuatu yang harus disambut dengan sakral.
Hal itu senada dengan yang diungkapkan Parabela Desa KaongKeongkea, La Saani. Ia menerangkan bahwa pesta adat memasuki musim panen merupakan suatu tradisi yang dilakukan setiap tahunnya, masyarakat percaya dengan melakukan pesta adat, hasil panen mereka akan berlimpah.
“Tradisi ini kami sebut dengan nama Kagasiano Kampo yang ditandai dengan pembersihan lahan kebun, pesta dilakukan selama dua hari dua malam,” ujar La Saani.
Hari pertama pesta adat, katanya, biasanya diisi dengan tari tradisional khas Buton yakni tari linda sebagai bentuk kesyukuran kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas hasil panen sebelumnya sehingga bisa berlanjut dimasa taman yang akan datang.
Nampak masyarakat memboyong makanan persembahan dari rumah masing-masing ke Baruga (rumah adat khas Buton) dan makan bersama di rumah adat. Makanan juga dibagikan ke warga yang hadir.
Tidak sampai disitu saja kegembiraan masyarakat karena malam harinya akan dilanjutkan kembali dengan pegelaran tari Linda dan pajoge yang di iringi musik tradiosional yang dilakukan hingga pagi hari.
Pesta kampung diakhiri dengan tarian penutup Tari Mangaru karena keesokan harinya akan dimulai dengan pembersihan lahan kebun sebagai tanda masa tanam dimulai.
H5P