ULASINDONESIA.COM.,SULAWESI TENGGARA – Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Bidang Penyuluhan terus mendorong penyuluh dan petani memanfaatkan teknologi informasi dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Bumi Anoa. Salah satunya adalah dengan menerapkan program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).
Tujuan utama dari SIMURP adalah meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Hal ini sejalan dengan program utama Kementan dan fokus kegiatan SIMURP adalah CSA atau Pertanian Cerdas Iklim.
Kabid Penyuluhan Distanak Sultra, Dr. Ir. Mazhfia Umar, M.M mengatakan program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak. Program ini merupakan pendampingan kepada penyuluh agar petani bisa memanfaatkan pertanian cerdas iklim atau CSA. Di Sultra, penerima manfaat program ini adalah Kabupaten Konawe.
“SIMURP ini untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi Proyek SIMURP,” katanya.
Dikatakan bahwa program ini merupakan upaya untuk mengendalikan hubungan timbal balik antara sumber daya alam dengan manusia dengan tujuan membina kelestarian ekosistem dan meningkatkan manfaat secara berkelanjutan seperti konsep dasar CSA atau kegiatan pertanian cerdas iklim, pembuatan pupuk organik dan penerapan sarana produksi yang ramah lingkungan.
Menurutnya Pertanian Cerdas Iklim sangat penting untuk mendukung pertanian berkelanjutan agar produktivitas padi semakin meningkat, petani sejahtera dan tidak merusak lingkungan. Hal ini juga sekaligus untuk menjawab tiga isu penting di dalam pertanian.
“Makanya kita edukasi penyuluh dan petani kita agar mereka cerdas di dalam berusaha tani di tengah kondisi seperti ini. Pupuk mahal, ada el nino, makanya kita edukasi petani kita dengan Pertanian Cerdas Iklim, agar mereka bisa memanfaatkan air yang tersedia secara optimal, dan memanfaatkan pupuk yang ada di sekitar sehingga mereka tidak bergantungan dengan pupuk subsidi,” jelasnya.
Mazhfia Umar mengatakan SIMURP merupakan proyek yang bersumber dari Loan Agreement antar Pemerintah Indonesia dengan World Bank (WB) dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Pengelolaannya ada pada lintas empat Kementerian dan Lembaga yaitu Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian.
Tujuan proyek SIMURP adalah optimalisasi dan modernisasi layanan sistem irigasi yang efektif, efisien dan berkelanjutan.
Proyek SIMURP dimulai 2019 sampai 2024. Pada 2019, akan dimulai dengan pelaksanaan Training of Master (TOM) bagi para petugas yang berasal dari berbagai profesi antara lain Dosen (dari Polbangtan), Widyaiswara, Penyuluh Pertanian/KJF Provinsi, dan Penyuluh Pertanian/KJF Pusat.
Lebih lanjut Mazhfia Umar menjelaskan bahwa teknologi yang ada di SIMURP yang telah diaplikasikan bisa diterapkan di sentra produksi SK kawasan. Namun demikian, SIMURP tidak hanya diperkenalkan di Kabupaten Konawe saja melainkan di kabupaten lainnya di Sultra.
“Penerapan metode Cerdas Iklim mampu meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian meski di tengah iklim yang berubah sekaligus memastikan pertanian berkelanjutan,” pungkasnya. (Adv)
Reporter: La Niati