ULASINDONESIA.COM., SULAWESI TENGGARA – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Harmin Ramba, buka suara soal dugaan kecurangan dalam proses seleksi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Nasional (Paskibrakanas) 2023 di Sultra.
Diketahui, hal tersebut tengah viral dimedia sosia, dalam postingan baik di media sosial Facebook maupun Tiktok, foto calon Paskibraka Sultra dengan caption menyorot ke Doni Amansa, asal SMAN 1 Unaaha, Kabupaten Konawe dan Wiradinata Setya Persada dari SMAN 1 Bau-bau yang saat itu juga masih sebagai calon Paskibrakanas Sultra.
Dimana untuk saat ini, Wiradinata Setya Persada telah resmi dilepas pada, Jumat (14/7/2023) lalu, untuk mewakili Sultra sebagai Paskibrakanas dan akan bertugas di Istana Negara pada 17 Agustus 2023 mendatang.
Menanggapi dugaan kecurangan tersebut, Kepala Badan Kesbangpol Sultra, Harmin Ramba mengatakan bahwa sebelumnya memang telah ditetapkan empat calon terbaik hasil seleksi untuk ke tingkat nasional.
Yaitu dua diantaranya berasal dari Kota Baubau, satu orang dari Kabupaten Buton, dan satu orang dari Kabupaten Konawe.
Dari keempat orang tersebut, kemudian disaring menjadi dua orang terbaik berdasarkan hasil seleksi, yang nilainya dikeluarkan oleh Panita Seleksi (Pansel) dan di SK-kan oleh Gubernur Provinsi Sultra, Ali Mazi. Sementara dua orang lainnya jadi cadangan untuk paskibraka nasional.
“Jangan sampai yang 2 ini ada apa-apa ke depan, jadi kita siapkan 2 cadangannya sambil menunggu nilai rampung untuk menentukan siapa yang berangkat dan siapa yang jadi cadangan,” ungkapnya.
Harmin mengatakan, dua Paskibrakanas yang akan mewakili Sultra ke pusat hanya secara kebetulan berasal pada daerah yang sama, yaitu Kota Baubau.
Pasalnya, dari nilai hasil tes, kedua perwakilan dari Baubau tersebut, yaitu Wiradinata Setya Persada dan Nadira Syalvallah, memiliki nilai tertinggi dari calon lainnya.
Dari hasil tes Kesehatan, Psikotes, PWK, TIU, PBB, Kesemaptaan, dan Kepribadian, Wiradinata memiliki total skor 1.536,63 dan Nadira dengan total skor 1.380,97.
Sementara Doni yang berasal dari SMAN 1 Unaaha memiliki total skor 1.520,16. Berdasarkan skor tersebut Wiradinata dan Nadira telah ditetapkan sebagai calon Paskibrakanas utusan Sultra berdasarkan SK Gubernur nomor 371 tahun 2023.
Sehingga, Harmin menyebut bahwa yang beredar di medsos tidak benar karena mendahului keputusan Gubernur.
“Artinya belum ada penetapan SK Gubernur berdasarkan hasil seleksi dari pansel, postingan itu penggiringan opini. Kemarin pun, hasil seleksi yang kita lakukan, kita keluarkan 4 orang tidak ada rangking 1, 2, 3 ataupun 4. Jelas sekali kita umumkan bahwa ini adalah yang terbaik 4, karena waktu itu belum kita jumlahkan hasilnya karena masih ada yang belum masuk nilainya,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa keputusan atau penetapan dua nama yang terpilih sebagai Paskibrakanas perwakilan Sultra yang diberangkatkan ke Jakarta tersebut tidak mengandung kecurangan
“Tidak ada manipulasi, saya jamin,” tegasnya.
Sementara itu, Tim Seleksi (Timsel) Psikologis Paskibrakanas, Chadidjah D Selomoterkait menyampaikan terkait adanya foto antara Doni Amansa dan Nadira Syalvallah yang tersebar di medsos dan dianggap lolos sebagai Paskibrakanas merupakan sebuah kebetulan.
Ia menyampaikan, bahwa foto tersebut diambil saat melakukan salah satu tahapan tes dan dirinya juga masuk dalam foto tersebut.
Kata dia, pada saat itu ada beberapa tim yang melakukan pemeriksaan dan sebanyak lima laki-laki dan lima perempuan dipisahkan. Di momen itulah, Chadidjah berfoto dengan sejumlah peserta.
Hanya saja, foto yang beredar di media sosial tersebut telah dipotong atau di crop, sehingga hanya menunjukkan foto Doni Amansa dan Nadira Syalvallah.
“Saat itu belum final. Hanya memisahkan dari 52 peserta menjadi 10 orang. Hanya kebetulan peserta nomor 11 atas nama Doni berdampingan dengan nomor 07 atas nama Nadira yang saat ini dinyatakan lolos,” tutupnya.
Writer: Fitri