OPINI
ULASINDONESIA.COM., SULAWESI TENGGARA – Pemilihan Presiden dan Wakilnya direncakan berlangsung pada 2024 mendatang, sejumlah tokoh besar pun berbondong-bondong meramaikan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Banyak kalangan politisi juga diprediksi akan terlibat untuk menyukseskan perhelatan pemilihan umum serentak nantinya. Meski dikata masih cukup bulan sampai ke bulan ke 2 Masehi, namun sejumlah nama telah ramai jadi sorotan publik karena aksi hari-harinya dinilai sebagai kegiatan kandidat Capres ataupun Cawapres.
Dua tokoh besar yang kini dipertimbangkan kekuatannya yakni ketua umum partai Gerindra Prabowo Subianto dan ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Kedua tokoh ini dinilai akan menjadi pelita baru untuk bangsa Indonesia yang menginginkan keberlanjutan pembangunan yang digagas presiden Joko Widodo. Meski demikian, tak menutup kemungkinan akan hadirnya pelita baru yang menginginkan perubahan dan perbaikan.
Kita semua tahu, Prabowo merupakan menteri pertahanan RI saat ini yang memiliki kekuatan besar untuk perhelatan Pilpres 2024 nantinya. Selain itu, ia juga memiliki barisan pendukung setia setelah menjadi kandidat Capres sepanjang tiga periode berlalu. Sementara Cak Imin, juga tak bisa dianggap enteng kekuatannya sebagai perwakilan warga Nahdliyin dan partisipan PKB. Muhaimin telah resmi ditetapkan sebagai kandidat yang akan mewakili partai yang digagas oleh Gusdur. Olehnya itu, dua kekuatan besar inilah yang kini dipertimbangkan bangsa ini.
Seperti diketahui bersama, Prabowo dan Muhaimin telah resmi menggagas satu koalisi besar bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang merupakan gabungan dari partai Gerindra dan PKB. Koalisi ini bahkan diprediksi besar setelah partai Golkar dan Amanat Nasional atau PAN diumumkan akan bergabung. Oleh karena itu, potensi kemenangan koalisi ini sangat cukup besar mengingat Golkar dan PAN yang mewakili partisipannya. Apalagi, kedua partai tersebut dipimpin oleh Menteri di kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma’ruf.
Prabowo Subianto maupun Muhaimin Iskandar sama-sama mewakili KKIR dan mengumumkan partai Gerindra sebagai bakal calon presiden. Sementara wakilnya, hingga kini belum diputuskan melalui KKIR tersebut. Namun besar kemungkinan, Cak Imin akan menemani Prabowo dalam pemilihan presiden 14 Februari nantinya. Hal ini mengingat kekuatan besar yang dianggap sebagai kunci kemenangan, Prabowo dengan powernya masih dapat meyakinkan pendukungnya terdahulu. Sementara Muhaimin dengan NU-Nya dapat menarik banyak partisipan Jokowi-Ma’ruf yang dulu.
Belum lagi keduanya yang memiliki latarbelakang yang cukup luar biasa dalam melatih mental kepemimpinan. Prabowo yang terlatih melalui jalur militer terbukti pernah menjadi pimpinan komandan pasukan khusus (Kopasus) dan bahkan mencapai pangkat Jenderal di TNI Angkatan Darat. Sementara Muhaimin yang melalui jalur aktivis sudah tidak lagi baru untuk masyarakat, ia yang merupakan Ketua pembina nasional PMII pernah menggagas satu paradigma berfikir yang mendorong masyarakat untuk melawan kepemimpinan orde baru yang dianggap otoriter. Dimana pada tahun 1998, Cak Imin yang menjabat sebagai ketua umum PB PMII menggiring kekuatan masyarakat untuk meruntuhkan kepemimpinan Presiden Soeharto. Secara proses di Organisasi, Muhaimin tidak hanya sekedar numpang nama tetapi terbukti pernah menjadi ketua umum.
Karena itulah, jika nantinya Prabowo berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, juga akan memperoleh dukungan dari Presiden Joko Widodo karena misi keduanya yang ingin melanjutkan pembangunan yang digagas melalui kabinet Indonesia Maju. Belum lagi hubungan kedua kandidat dengan mantan gubernur DKI Jakarta itu terbilang sangat cukup baik, sehingga besar kemungkinan Jokowi juga akan mendukung KKIR jika mengusung Prabowo-Muhaimin sebagai Capres dan Cawapres.
Potensi Kemenangan Prabowo-Muhaimin
Seperti diketahui bahwa Pilpres 2024 diprediksi akan berlangsung sepanjang 2 putaran. Jika prediksi tersebut terjadi maka kemungkinan besar Prabowo-Muhaimin akan berdiri sebagai pemenang karena berada di poros tengah. Sebab, jika Prabowo-Muhaimin lolos kedua putaran melawan Ganjar Pranowo ataupun Anies Baswedan maka posisi tengahnya berpotensi untuk menang. Kita sama-sama tahu, saat ini hubungan pendukung Anies dan Ganjar sangat dikata cukup tidak baik. Bagaimana tidak, pendukung dari kedua gerbong tersebut kini ‘saling kritik’ ataupun menjatuhkan. Posisi inilah yang menguntungkan Prabowo-Muhaimin yang berada di poros tengah.
Dari analisis penulis, jika nantinya Prabowo-Muhaimin menembus putaran kedua, maka kemenangan akan dipegang. Sebab pendukung Anies ataupun Ganjar akan mendukung kekuatan yang sudah dibangun KKIR. Dengan hubungan tidak baik antar pendukung Anies dan Ganjar, maka besar kemungkinan jika Anies tak lolos ke putaran kedua, maka akan mendukung Prabowo-Muhaimin yang berhelat melawan Ganjar. Begitu halnya dengan Ganjar, ‘tidak akan mungkin’ mendukung Anies jika nantinya pada putaran kedua yang berhelat adalah KKIR vs Koalisi Perubahan.
Dengan analisis inilah, sehingga Prabowo-Muhaimin memiliki potensi besar untuk memenangkan pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Penulis : Muh. Rifky Syaiful Rasyid, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari