ULASINDONESIA.COM., SULAWESI TENGGARA – Menyambut hari raya Idul Fitri 1444 Hijriyah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan Bulog kembali menggelar pasar murah.
Pasar murah yang digelar di halaman kantor Disperindag Sultra, Jl H Abdul Silondae, Mandonga, Kota Kendari ini, mulai berlangsung pada Rabu (12/4/2023) hari ini, hingga Jumat (14/4/2023) mendatang.
Kepala Disperindag Sultra, Sitti Saleha mengatakan bahwa pasar murah tersebut untuk mengantisipasi kenaikan inflasi di Sultra dan menghadapi bulan suci Ramadhan. Dimana, pasar murah tersebut telah dilaksanakan sebanyak 4 kali hingga memasuki 10 hari terakhir Ramadhan ini.
“Alhamdulillah setelah kita melakukan pasar murah, luar biasa antusias masyarakat, bahkan kadang suka kehabisan stok,” katanya.
Pasar murah tersebut melibatkan 13 distributor, baik dari BUMN seperti Bulog dan Perusahaan Pedagang Indonesia (PPI) maupun distributor swasta lainnya.
Dimana bahan pangan yang disediakan, mulai dari beras, telur, tepung, gula pasir, minyak goreng dan sembako lainnya dijual dengan harga sesuai Harga Ecerean Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.
Seperti tepung terigu Kompas Rp13 ribu per kilo, tepung Gatotkacan Rp12 ribu per kilo, tepung Segitiga Biru Rp14 ribu per kilo, tepung Mila Rp12 ribu per kilo, tepung Rose Brand Rp37 ribu per 2 liter.
Minyak goreng dunia Rp34 ribu per 1,8 liter, minyak goreng Minyakita Rp28 ribu per 2 liter, beras Hok-1 Rp70 ribu per 5 kilo, beras Pandan Wangi Rp68 ribu per 5 kilo, beras bulog Rp45 ribu per 5 kilo, telur Rp53 ribu per rak, bawang merah dan bawang putih Rp30 ribu per kilo.
Setelah pasar murah di kantor Disperindag Sultra ini, Sitti Saleha menyebut bakal mengadakan pasar murah di kabupaten kota yang juga mengalami inflasi. Diantaranya di Kabupaten Kolaka Timur, Buton, Bombana, Kota Kendari dan Kota Bau-bau.
Sementara itu, Seksi Kehumasan BI Perwakilan Sultra, M. Taufik R mengatakan bahwa pasar murah tersebut merupakan upaya intervensi harga pangan dari BI yang bekerja sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Dengan tujuan untuk menjamin keterjangkauan harga pada produk pangan, utamanya mendekati akhir bulan puasa menjelang hari raya Idul Fitri.
“Karena biasanya terjadi kenaikan tuh, nah untuk pasar murah di Sultra ini kita sudah jalan dari lama. Untuk minggu ini dilaksanakan dari 12-14 April,” jelasnya.
Selain itu, dalam pasar murah kali ini pihak BI juga mengenalkan Quick Response Code Indonesian Standard (Qris) kepada masyarakat.
Untuk masyarakat yang melakukan transaksi menggunakan Qris akan mendapatkan potongan harga sebesar Rp5 ribu, dapat digunakan untuk membeli berbagai barang di Pasar Murah.
“Boleh membeli telur, bawang, beras, minyak goreng, dan lain sebagainya. Kembali lagi tujuan kita adalah untuk pengendalian inflasi pangan,” bebernya.
Penulis : Fitri