ULASINDONESIA.COM., KENDARI – Saat dijumpai di kantor Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ), Kota Kendari, 10/4/2023, Kepala Cabang Toyota Piere Tendean, Kota Kendari, Andi Aksan, membenarkan kalau beberapa bulan terkahir ini pihaknya yang menyediakan pengadaan kendaraan Dinas Kota Kendari, dengan sistem sewa rental yang menggunakan pihak ketiga.
Adapun dalam pengadaan kendraraan Dinas besar-besaran di lingkup Pemkot Kendari, lanjut Andi Aksan, hanya dilakukan kontrak satu tahun dengan menghabiskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2023, sebanyak 108 juta untuk setiap unit kendaraan.
” Pengadaan itu tidak secara langsung menggunakan dealer Toyota. Dealer Toyota di sini hanya menyediakan kendaraannya saja, setelah pihak rental yang berkompetisi memberikan penawaran terbaik serta dinyatakan menang oleh Panitia,” kata Andi Aksan.
Selanjutnya, Andi Aksan mengatakan, dirinya juga ikut dalam kontestasi memberikan penawaran untuk mendorong vendor PT. Serasi Otoraya yang berdomisili di Kota Kendari, untuk ikut dalam melakukan Penawaran akan tetapi tidak masuk, sebab menurut panitia penawaran terbaik yang menang.
” Kemarin itu saya kalah dan yang menang itu vendor dari Makassar Sulawesi Selatan bukan dari Kendari, informasinya penawarannya lebih murah, namun yang adakan unitnya itu tetap dari Kendari 3 Andonuohu,,” ungkapnya.
Lebih jauh, kata Andi Aksan, harga kendaraan Dinas Pemkot Kendari
tergantung dari jumlah kebutuhannya, dan kalau jumlahnya besar, biayanya masih kompetitif dengan info penawaran 9 jutaan untuk satu unit perbulan dikali satu tahun itu Rp108 jutaan.
” Kemarin itu saya dapat informasinya, ada 54 unit, kalau penawarannya 9 juta per unit untuk perbulan, kalau dikali satu tahun sekitar Rp108 jutaan, dan kalau 54 unit itu kurang lebih 5 milyaran. Kontraknya hanya satu tahun dan bisa jadi tahun depan vendornya beda lagi tergantung dari Pemerintah Kota Kendari” tutupnya.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu, saat dikonfirmasi terkait pengadaan Randis pejabat Pemkot yang anggarnnya mencapai miliaran memilih tidak komentar.
“Kalau soal itu saya no komen ya,” singkat Asmawa Tosepu belum lama ini.