ULASINDONESIA.COM., SULAWESI TENGGARA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memaksimalkan peran alim ulama dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan bulan ramadhan pada tahun politik di Provinsi Sultra.
Hal tersebut ditunjukkan dengan melakukan musyawarah alim ulama yang diikuti sekiranya 200 orang dari pengurus MUI, pimpinan ormas dan pimpinan pondok pesantren se-Sultra, bertempat di Aula MUI Sultra, Minggu (19/3/2023).
Sekretaris Umum MUI Sultra, Supriyanto mengatakan bahwa musyawarah alim ulama itu dilaksanakan karena menjelang bulan suci Ramadan dan dalam waktu bersamaan memasuki tahun politik.
Sehingga para alim ulama diharapkan untuk memperbanyak pesan-pesan kedamaian kepada masyarakat melalui pemanfaatan mimbar-mimbar khutbah selama bulan suci Ramadhan.
“Dan pesan kedamaian itu mengajak masyarakat untuk tetap menjaga keamanan, karena ajaran Islam itukan sangat memprioritaskan mengenai menjaga keamanan,” ungkapnya.
Apalagi fungsi ulama sebagai pembimbing spiritual bagi masyarakat, sehingga secara otomatis semua ulama yang tergabung di MUI secara otomatis harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan keamanan tanpa harus dibekali.
“Cuma forum inikan menjadi wadah untuk mengkoordinir para alim ulama untuk saling mengingatkan. Para alim ulama itu memiliki komitmen untuk menjaga keamanan dan stabilat politik masyarakat Sultra,” bebernya.
Lanjut ia menyampaikan bahwa, ulama hadir sebagai penyejuk, penengah dan pendamping ketika terjadi masalah di masyarakat.
“Misalnya perbedaan paham di masyarakat maka ulama harus hadir disitu sebagai wasit dan juga sebagai pendamping masyarakat dalam membangun suasana yang aman,” ujarnya.
Kata dia, pemerintah pusat menganggap MUI sebagai mitra strategis pemerintah melalui peran-peran yang dilakukan dalam melakukan pembinaan keumatan.
Sementara itu, Wakapolda Sultra Brigjen Pol. Drs. Waris Agono meminta kepada seluruh alim ulama untuk menjadi bagian dari cooling system.
“Sebenarnya beliau-beliau sudah berjalan hanya kami menyampaikan lagi dan meminta karena mau menjelang Ramadhan dan Idul Fitri,” ungkapnya.
Sebab, selama pelaksanaan ibadah pihaknya menginginkan agar situasi tetap berjalan aman, sehingga kegiatan ibadah dan peningkatan iman terus berjalan dengan baik.
Kemudian terkait persiapan pelaksanaan pemilu, menurutnya peran alim ulama sangat vital dan penting sekali untuk mendinginkan umat, agar tidak terjadi pemecahan antara umat.
“Perbedaan itu adalah sunnatulla, tetapi jangan sampai perbedaan itu menjadi permusuhan,” tutupnya.
Writer: Fitri