ULASINDONESIA.COM., BOMBANA – Hal ini disampaikan langsung oleh, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara, Dr. L.M. Rusdin Jaya, S.Ip., M.Si, saat menghadiri panen padi Nusantara Satu Juta Hektar di Desa Kalaero, Kecamatan Lantai Jaya, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis, 9 Maret 2023.
Dr. Rusdin mengatakan, di Kabupaten Bombana, luas lahan 17. 713 hektar dengan jumlah produksi 76.589 ton dengan rata rata produktifitas 4,32 ton per hektar.
“Jadi khusus potensi lahan baku sawah di Kabupaten Bombana seluas 13. 784 hektar, sehingga Kabupaten Bombana merupakan salah satu daerah lumbung pangan Sultra terbesar setelah Kabupaten Kolaka timur, dan potensi untuk Kabupaten Bombana mensuplay Beras di Sultra cukup tinggi, sehingga dapat menunjang produksi padi di Kabupaten Bombana ” jelas Mantan Karo Admistrasi Pembangunan Provinsi Sulawesi Tenggara ini.
Sementara itu, ditempat yang sama, Pj. Bupati Bombana, Burhanuddin yang didampingi oleh Pj. TP – PKK Kabupaten Bombana, Fatmawati Kasim Marewa, mengatakan, bahwa Kabupaten Bombana dalam kegiatan ini mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara, yang bedasarkan kondisi lahan padi yang siap panen, serta kegiatan ini juga untuk mengoptimalkan produksi padi dari petani di Kabupaten Bombana
” Jadi kegiatan panen ini dilakukan secara serentak di 27 provinsi dan 105 Kabupaten Kota di seluruh Indonesia, dengan mengusung tema ” Padi Petani Kita Untuk Indonesia ” yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia ” ucap Pj.Bupati Bombana.
Selanjutnya, Burhanuddin berharap, agar pemerintah pusat dapat memberikan perhatian untuk mendapatkan industri penggilingan yang moderen, agar padi dapat diolah langsung menjadi beras yang berkualitas, minimal 90% gabah dapat dikelola di Kabupaten Bombana. Sehingga para petani dapat menikmati hasil panennya, sebab selama ini gabah padi diolah keluar lalu kemudian dibawa kembali menjadi beras oleh pedagang dengan nilai jual yang tinggi.
” Saya pribadi sangat menyayangkan, karena gabah di Kabupaten Bombana hanya 30 % saja yang bisa diolah, sebab masyarakat lebih banyak mengirim gabah ke luar daerah sehingga nilai tambahnya yang seharusnya menjadi milik petani berada di tempat lain, walaupun memang masih berada di Sulawesi Tenggara ” tutup Burhanuddin “.
Acara tersebut juga di rangkaian dengan penyerahan bantuan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Hortikultura, berupa Handsprayer dan bibit yang diserahkan langsung oleh Pj Bupati Bombana dan juga Pj Ketua TP-PKK Kabupaten Bombana.( Adv )
Penulis: Fitri