ULASINDONESIA.COM.,SULTRA – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti rapat koordinasi (Rakor) tentang langkah konkret pengendalian inflasi di daerah melalui Zoom Meeting di Aula Merah Putih, Rujab Gubernur Sultra pada hari Rabu, 8 Februari 2023.
Acara yang dipimpin Mendagri RI Tito Karnavian itu turut dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (Kemendag) Dr. Kasan, Dirjen Perhubungan Udara Maria Kristi Endah Murni, Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Andriko Noto Susanto, Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono, Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Kejaksaan RI Feri Wibisono.
Hadir pula, Marsekal Muda TNI Jemi Trisonjaya, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu, Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Muhammad Suyamto, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Maompang Harahap, Kasatgas Pangan Polri BJP. Whisnu Hermawan Februanto, dan para Gubernur, Bupati, Walikota se-Indonesia, Para Forkopimda seluruh Indonesia, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Se-Provinsi, dan semua Stakeholder yang terkait pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, dari Jajaran Pemerintah Provinsi Sultra diantaranya Kepala Perum Bulog Sultra Siti Mardati, Sekdis Tanaman Pangan Sultra Ari Sismanto, Staf Ahli Madya Badan Pusat Statistik Sultra Muhammad Amin Selain itu juga hadir, Biro Perekonomian Setda Provinsi Sultra Nurjaya Idrus, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sultra Hj. Trinop Tijasari, Pasiren Korem 143/Ho Wahyu Indra Yanto, Wakil Direktur (Wadir) Reskrimsus Polda Sultra AKBP Didik, Sekdis Kominfo Sultra, Supardin, Karantina Pertanian Kendari, dan beberapa Pejabat terkait.
Dalam sambutannya, Tito Karnavian mengatakan bahwa di bulan Januari hingga persatu Februari BPS sudah merilis angka inflasi kita turun dari bulan Desember 5,51% turun ke angkah 5,28% jadi ini penurunan yang sangat signifikan dari bulan September 5,9% Oktober turun 5,7% di bulan November turun 5,4% dan di bulan Desember naik lagi 5,5 % dan di bulan Januari turun 5,28% ini penurunan yang cukup bagus artinya terkendali sekali lagi ini hasil kerjasama kita semua.
Biasanya, kata Tito, kita memberikan kesempatan kepada daerah-daerah yang terendah inflasinya untuk menjelaskan kiat-kiatnya dan juga daerah tertinggi menjelaskan problemnya, sebagai informasi bahwa untuk yang rendah tingkat inflasinya yakni Provinsi Kalimantan Timur 4,90%, Kota Tanjung Pinang 4,45%, dan Kabupaten Mamuju 4,26% sedangkan yang cukup tinggi adalah provinsi Jawa Barat 6,06%, Kotamobagu 7,42%, dan Kab Sumenep 6,73%.
Bapak Presiden menekankan pada waktu rapat kabinet minggu lalu yakni perihal minyak goreng dan beras kemudian kami juga sudah menyampaikan kepada bapak Presiden pada rapat minggu lalu tentang keluhan dari berbagai kepala daerah tentang tingginya harga angkutan udara sehingga kita mengudang Dirjen Perhubungan Udara, Maria Kristi Endah Murni memberikan pandangan pada kita.
Dalam pemaparannya, Kepala Badan Pusat Statistik mengatakan, menghadapi puasa dan lebaran yang akan jatuh dalam waktu tidak lama lagi, kita semua harus kerjasama untuk menjaga inflasi ini agar tetap terkendali dan daya beli masyarakat juga bisa kita jaga bersama-sama. Inflasi di bulan Januari ini turun dengan kondisi Desember series month to-month 0,34% sedangkan secara series year-on-year inflasi di Januari ini mencapai 5,28%.
“Dalam memaknai Inflasi kita mesti hati-hati karena kita semua tau dampak inflasi kepada daya beli, kalau peningkatan pendapatan yang lebih lambat dari pada kenaikan harga itu pasti menguras daya beli makanya kita wajib menjaga pergerakan inflasi jangan sampai terlalu tinggi,” jelasnya.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan mengatakan, inflasi kita sudah mengalami penurunan di angkah 5,28% dan bahan makanan pada Januari 2023 mengalami inflasi y-on-y sebesar 5,66 persen kemudian bahan makanan pada Januari 2023 memberikan andil atau sumbangan inflasi m-to-m sebesar 0,25 persen. Bahan makanan utama penyumbang inflasi bulanan antara lain: beras, cabai merah, ikan segar, dan cabai rawit.
Kebijakan badan pangan nasional dalam mendukung pengendalian inflasi, isu utamanya yaitu inflasi nasional masih tinggi, andil inflasi bahan makanan tinggi (1,06%), komoditas kewenangan NFA yang menjadi penyumbang inflasi utama antara lain: beras, cabai besar, dan cabai rawit, sejumlah kab/kota mengalami kenaikan harga pangan dan langkah-langkah yang telah dilakukan badan pangan nasional pertama, rakor pengendalian inflasi bersama kementerian/lembaga terkait dan dinas pangan.
Kedua, fasilitasi koordinasi antara dinas pangan dengan Perum Bulog dan BUMN Pangan; ketiga, pembentukan tim terpadu pemantauan dan evaluasi SPHP beras lintas kementerian/lembaga dan monitoring pelaksanaan SPHP beras serta ketersediaan dan harga pangan bersama kementerian/lembaga dan dinas pangan.
Kasatgas pangan Polri menyampaikan beberapa langkah khususnya sinkronisasi program/kegiatan pengendalian inflasi dilakukan oleh Satgas pangan ada dua kondisi komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga sebagai berikut:
Pertama, komoditas minyak goreng ‘minyak kita’ mengalami kenaikan harga 7,80% dari bulan lalu Rp 14.100/lt. harga minyak goreng curah saat ini Rp. 15.200/lt, dengan HET Rp 14.000/lt kenaikan harga minyak kita saat ini diindikasikan karena terjadi perlambatan distribusi pasokan DMO minyak goreng dari produsen.
Kedua, komoditas bawang merah mengalami kenaikan harga 10,55% harga rata-rata nasional bawang merah saat ini Rp. 41,800/kg. Kenaikan harga bawang merah disebabkan cuaca ekstrem di sentral produksi mengakibatkan harga di sentra produksi (Sumatera Barat, Jawa Tengah dan NTT) mengalami kenaikan.
Sekdis Tanaman Pangan Sultra menyampaikan untuk Sulawesi Tenggara inflasi terakhir di rilis oleh BPS per Februari 2023 inflasi 6,57% atau turun dibandingkan bulan Desember kemarin sebesar 7,39% artinya inflasi 0,29% ini dipicu oleh dua kota di Sulawesi Tenggara yaitu Kota Kendari 6, 54 % atau deflasi 0,23%, Kota Bau-Bau 6,66% atau deflasi 0,44% untuk pertumbuhan ekonomi di Sultra berada diangka 5,30% dan faktor Penyebab tingginya inflasi yaitu pertama, kenaikan bahan makanan, minuman, dan tembakau, kedua, perawatan pribadi dan jasa lainnya, dan ketiga, perumahan, air, listrik dan bahan bakar.
Berikut outlet-outlet Perum Bulog di Kota Kendari mengenai program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
1. TPK TOKO ADEL Pasar Kota
2. TPK ISRA Pasar Kota
3. TPK JABIR 2 Pasar Kota
4. TPK RACHMAD Pasar Baruga
5. TPK ANANDA RAHANDI Pasar Kota & Depan Lelang
6. TPK HALIMA Pasar Mandonga
7. TPK HASNAWATI Ps Kota & Mandonga
8. TPK GHANI MULIA Pasar Lapulu
9. TPK CAHAYA MAPABENGNGA Pasar Lawata
10. TPK ARJ MANDIRI Pasar Peddy Market
11 RPK ILHAM Pasar Anduonohu
12 RPK TOKO AIN Pasar Mandonga
13 RPK KIOS REI Ps Kota & Mandonga
14 RPK KIOS MM Pasar Mandonga
15 RPK PUTRA GANGGA Pasar P2ID
16 TOKO DUA PUTRI Pasar Anduonohu
17 KIOS ILA NUR AFISYAH Pasar Korem
18 WA IMI Pasar Kota
19 KIOS FIRLI Pasar Kota
20 KIOS SERNI Pasar Mandonga (lt 1)
21 TOKO JABIR 1 Pasar Kota
22 TOKO SULTAN SELAMAT BAHAGIA Pasar Lawata
23 LA ODE HALIMIN T. Pasar Kota
24 KIOS LIANGKABORI Pasar Kota
25 KIOS CAHAYA RAHMA BERAS Pasar Anduonohu
26 KIOS FADIL Pasar Kota
27 KIOS PUTRI DEWATA Pasar Baruga
28 KIOS NANDITA TIGA PUTRI Pasar Baruga
29 LA FONI Pasar Kota
30 LA ADI Pasar Panjang
31 KIOS ASDAR JAYA Pasar Kota Kendari
32 TOKO LA TIFA Pasar Kota Kendari.
Sumber: PPID Sultra