ULASINDONESIA.COM,. KENDARI – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sempat jadi percontohan se-Indonesia beberapa tahun silam, namun saat ini kondisinya cukup memprihatinkan dan terkesan kumuh.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kendari, Nismawati mengatakan bahwa pihaknya sangat ingin mengembalikan TPA Puuwatu jadi percontohan se-Indonesia.
Namun kata dia, ada beberapa faktor yang akhirnya membedakan dulu saat masih terkenal sebagai TPA percontohan, dimana TPA pada saat itu masih berumur beberapa tahun dan untuk saat ini sudah hampir berumur 20 tahun.
“Kemudian dulu itu pemulung belum banyak, jadi masih tertata rapi. Terus volume sampah belum seperti saat ini. Sekarang inikan volume sampahnya sudah cukup banyak, terus kemudian TPA juga sudah hampir berumur 20 tahun,” katanya, Rabu (7/12/2022).
“Pemulung semakin banyak karena memang banyak sampah yang berharga. Masalahnya pemulung-pemulung ini mengumpulkan sampahnya dipinggir jalan, jadi itu kelihatan jorok,” tambahnya.
Namun, pihaknya saat ini terus berupaya memberikan edukasi kepada para pemulung di TPA Puuwatu, agar sampahnya bisa ditata dengan bagus.
Apa lagi kata dia, Pj Wali Kota saat inj betul-betul mensupport DLHK Kota Kendari. Dimana untuk saat ini saja pihaknya sudah melakukan penimbunan dua kali dalam seminggu, yang merupakan salah satu nilai atau upaya agar TPA tidak berbau.
“Istilahnya itu kalau kita naik melihat sampah itu, yah paling sampah yang baru dibuang yang kita lihat,” katanya.
Lanjut ia menyampaikan bahwa, sebenarnya kondisi TPA Puuwatu masih lumayan bagus, masih ada pengelolaan sampah, masih ada komposter.
“Kemudian masih ada pengelolaan sampah organiknya, gas metannya juga masi ada, terus kondisinya juga kalau kita naik, bau tidak seperti halnya TPA seperti umumnya,” ungkapnya.
“Cuma memang kalau mau bandingkan dengan dulu waktu masih menjadi percontohan. Saya kira memang karen umur TPA nya juga berbeda yah,” tutupnya.